Teman Terbaikku :3

Teringatku akan masa lalu
Saat bertemu, saat masih cupu-cupu
karna masih anak baru
Celotehmu usik jiwaku
Sempat ku mengadu kawan lamaku
Kawan lama yang makin lama makin busuk
busuk yang tak enak dirasa
Awalnya ku laknat semua sikap kalian
Awalnya ku anggap kalian babu-babu desa yang datang ke kota
berbekal baju compang camping yang siap ku robek lagi
Dan lagi,
Celotehan-celotehan kalian makin mengusik jiwa
Tapi telah berbeda
mengusik jiwa untuk mendekatinya
mengusik jiwa untuk harapan akan kesetiaan
Dan apakah semua pikiranku itu nyata?
Ku coba mencari jawabnya
Tak lama-lama, kalian merogoh jiwa
Jiwa yang sunyi akan kesetiaan
Ku terpaut dan bahkan tak bisa lepas dari kalian
sampai sekarang
Mulai membuat ulahlah
Corat-coret batik di meja bersama-sama
Corat-coret dinding depan tempat tongkrongan
Belajar bersama waktu tes
Bernarsis-narsis ria dibelakang guru
rekaman gila-gilaan
Teriak-teriak ke bawah
Nggak pernah punya rasa malu
takut apalagi
Curi-curi sepatu
Telegram-telegraman
Bisik-bisik di depan dan di belakang
telo-telonan
gatel kita punya
Buat nangis si anak sombong
Ahaha !!

Teringatku akan para tetua kita padaku
“Puuut, roknyyaaa!!” kata si sok
“ya, esemje..” kata si banci
“ayo, kamu menghadap ke depan!” dan “coba ceritakan bagaimana kamu bisa menjadi yang terbaik kali ini,” kata si nyebelin
“tampaknya masih ada dua orang siswa yang harus diperhatikan,” kata wali ku sayang
“jalanmu itu, sudah diapakan saja?” kata si guru yang suka olahraga

Tertawa terbahak dan tersenyum tertahan itu kebiasaan kita
Kebiasaan yang seru
asiknya semua hal yang kita kerjakan
benarnya semua hal yang kita lakukan
Serunya semua hal yang kita buat
kita buat diri kita
merasa menjadi yang terhebat
Tak pernah maluku datang saat bersama kalian
Tak pernah ku tak menjadi diriku sendiri di depan kalian
Tapi tak selamanya kita kuat tertawa
Masih ku kenang kala peristiwa itu datang
Saat kita harus rela kehilangan dia
Saat kita semua berada dalam sebuah kebimbangan dan kebingungan
Kita tak tahu apa-apa teman!
Itu yang membuat kita terus dihantui
Dihantui  oleh berbagai ucapan-ucapan
yang memaksa saraf di telinga kita untuk mengirimkannya ke otak kita
“Mungkin ini pelajaran buat yang lain, biar nggak kebobolan,” kata si guru Cangkem
Tak hanya pada kita, tapi dia sebarkan kata-kata polosnya pada semua
“Ya ini juga bukan salah kalian, semua orang juga tidak bisa mengiranya,” kata bu guru favoritku
“Saya hanya memberi tahu, kalau teman kalian sudah kebobolan. Jangan kaget ya, Cah…” kata si guru yang terengah-engah
“Ya mungkin ini cobaan buat kita, dan kita harus bisa mengambil hikmahnya ya,” kata wali ku tersayang
“Kalau saya ya sebenarnya sudah membatin dari dulu, tapi saya ya cuma diam saja,” kata si guru sok
“kamu itu… larinya kok kaya orang mau babaran….” kata si guru yang suka olahraga
tak hanya itu, di luar pun kita merasakan tusukan yang sangat menyayat
“katanya di kamar mandi lo,” kata si kembang bermembran dengan semangatnya di sebuah angkutan umum
“siapa sih yang punya fotonya? aku lihat dong,” rengek mereka dengan centilnya
dan, yang paling menohokku,
“Wah, kelasmu hebat juga ya!!” katanya dengan riang, wajah tanpa dosa, di depan enam pasang mata waktu itu
Tapi kawan
Itu semua bukan salah kita
Kita mencoba bangkit, mengembalikan semua ke awal
Walau harus kehilangan dia
Namun di tengah kehilangan itu
ternyata Tuhan berbaik hati pada kita
Dia menganugerahkan keluarga baru
yang segera menyunggingkan senyum kita di tengah pengapnya udara

Dan masih ku ingat
saat mereka berbicara
saat menggunakan tangan mereka
menatap kita dengan amarah
Sungguh sangat mengganggu kita
Hak kita dirampas
Mau apa mereka?
Ayo kita balas dengan lebih kejam!
Hanya itu yang ada di pikiran ku saat itu
Tapi, penengah selalu muncul diantara tokoh protagonis dan antagonis kan??
Ya, kita mencoba diam
menutupi amarah yang sesungguhnya telah sampai pada waktunya
Selesailah, walau tak seperti yang kau dan aku inginkan
Dan juga masih ku ingat
saat ku menangis sendiri meratapinya
Kalian datang
Dengan beribu senyuman
dan beribu kata-kata
yang ku tahu  itu sama sekali bukan kalian
Hapus air mataku
Memapahku kembali berdiri
Hanya kalian, teman terbaikku
Yang mau memberi warna di kanvas hidupku yang pernah terisi dan kosong
Mungkin kini tlah hilang
satu persatu
coretan-coretan itu
mungkin tlah hilang
menguap bersama udara dan embun pagi yang menggantikan hari
tapi akan slalu ku ingat dan mungkin akan menjadi sebuah kisah
kisah untuk masa depan
kisah yang kan slalu ku rindukan
untuk ku ceritakan pada cucuku kelak


*untuk para idotters-idiotters exertigga : para ateng (1-15), para mamat (gajut & toni), simbok, yola, kocan, ukhti yunita, alfi, telo, arum, asti, tepe, pgd, emi, dewi, fifi, isna, itp, osikk, laras, boncel, oki codot, papi inu, pentol, agung kothe, said ariadi nggigirisi, si beb, toro, herla, anik, laili, fahrur,bejat. SMAN 1 Wonogiri :D

0 komentar:

Posting Komentar